SUMATERA EKPRESS, Selama bulan suci Ramadan, Masjid Agung Palembang menyiapkan program-program khusus untuk meningkatkan kualitas ibadah kaum muslimin-muslimat. Intinya, biar lebih mendalami ilmu keagamaan. Seperti apa?-------------
-MASJID Agung Palembang sebagai masjid terbesar di Provinsi Sumatera Selatan, dipastikan setiap tahun menjadi pusat umat muslim mensyiarkan agama, termasuk menghidupkan Ramadan. Betapa tidak, masyarakat dari pelbagai kalangan maupun pelbagai daerah baik dalam maupun luar Provinsi Sumsel merujuk masjid ini sebagai salah satu tempat beribadah sekaligus wisata lantaran punya khas ornamen Palembang.Sehari-hari, Masjid Agung yang terletak di pusatkota, Jl Jenderal Sudirman, itu juga selalu ramai oleh jemaah. Baik yang menunaikan salat wajib,sunat, maupun melakukan amalan-amalan seperti membaca ayat suci Alquran.Biasanya, mereka memadati ruang utama masjid. “Antusiasme masyarakat menyambut Ramadan sangat tinggi. Bisa dilihat dengan banyaknya jamaah yang berbondong-bondong ke Masjid Agung untuk salat berjamaah,” kata ketua Yayasan Masjid Palembang, Drs KH A Anshori Madani MSi mengawali perbincangan dengan Sumatera Ekspres, kemarin (19/7).Anshori, begitu sapaan karibnya menceritakan, selama Ramadan Masjid Agung menyiapkan program-program Ramadan. “Seperti biasa, setiap Ramadan, selalu ada program untuk meningkatkan kualitas ibadah dengan ceramah dan pengajian Alquran,” katanya sembari membetulkan letak kacamata.Lanjut pria kelahiran Palembang, 28 Juni 1947 ini, program-program Masjid Agung selama Ramadan berupa ceramah agama setelah salat Subuh, Zhuhur, dan Asar. Diasuh 30 Kiayi di Sumsel. “Materinya berupa akhlak, fikih, tauhid,hadis, munakah dan sirah nabawiyah,” kata kakek 13 cucu ini membuka kacamatanya kembali.Selain itu, pengajian Alquran setiap ba’da zuhur diasuh oleh Ust Bunyamin Toyib. Lalu, pengajian Alquran untuk ibu-ibu setiap hari pukul 08.00-10.00 WIB. “Pesantren remaja pada30-31 juli dan pesantren ibu-ibu awal Agustus,” bebernya.Program lain, lanjut Anshori sembari memegang keningnya, pendidikan kader ulama berupa kajian kitab kuning dan dai/daiah serta konsultasi seputar keagamaan, keluarga dan penyalahgunan narkoba. “Untuk penyalahgunaan narkoba bekerja sama dengan RS Ernaldi Bahar,” paparnya lagi.Diceritakan, Masjid Agung Palembang berdiri pada 1738 M. Bertepatan dengan Senin tanggal 1 Jumadil Akhir oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memilki nama asli Jayo Wikramo.“Peresmian pemakaiannya dilakukan pada Senin, 26 Mei 1748 M atau 28 Jumadil Awal 1151 H,” terang Anshori serius.Dikatakan, sampai sekarang Masjid Agung tetap melaksanakan salat Tarawih sebanyak 20 Rakaat dan tiga witir dengan dua kali salam. “Sehari satu Juz jadi selama Ramadan khatam 30 juz. Diimami oleh KH Kgs A Nawawi Dencik al-Hafidzdengan pengganti Ust H A Tarmizi Muhaimin al-Hafiz.”Masih menurut Anshori, mengantisipasi membeludaknya jemaah, pengurus Yayasan Masjid Agung menyiapkan tenda-tenda di setiaphalaman terbuka Masjid. “Ruang utama mampu menampung seribu jamaah, diprediksi jemaah mencapai 2.500.’Mendekati akhir Ramadan, tepatnya malam sepuluh terakhir biasanya jemaah akan mengalami penurunan. Hanya, pengurus sudahmenyiapkan program salat malam dan iktikaf. “Setiap buka puasa, Masjid Agung menyiapkan 500 takjil berupa kurma, air putih dan nasi bungkus,” ungkap alumnus Magister Ekomoni SDM Pascasarjana Unsri ini.Selaku ketua Yayasan Masjid Agung Palembang, Anshori mengimbau masyarakat Kota Palembang untuk memanfaatkan bulan suci Ramadan dengan sebaik-baiknya melalui ibadahdan menghindari perbuatan maksiat. “Rasulullah bersabda barang siapa menyambut Ramadan dengan gembira maka akan mendapatkan kemulian dari Allah swt,” pungkasAnshori mengutip hadis Nabi. (*/ce3)Tweet0
0 komentar:
Posting Komentar